Rabu, 14 Januari 2015

Menko Puan Maharani siapkan Rp 18,8 T untuk program raskin


Menko Puan Maharani siapkan Rp 18,8 T untuk program raskin

Merdeka.com - Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Puan Maharani mengatakan, pemerintah akan melanjutkan program beras murah yang diperuntukkan untuk membantu rakyat miskin.

Hal itu disampaikan Puan seusai memimpin rapat koordinasi (rakor) bersama Menteri Koordinator Perekonomian Sofyan Djalil di Jakarta, Rabu (14/1). Hadir dalam rapat tersebut di antaranya Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa dan Direktur Utama Perum Bulog Lenny Sugihat.

"Dalam rakor antara Menko Perekonomian dengan Menko PMK dibahas masalah raskin (beras untuk rumah tangga miskin). Kami telah mendapatkan solusi bahwa untuk menjaga stabilitas harga dan memberikan perlindungan sosial kepada rakyat, kami tetap akan melaksanakan program raskin," ujar Puan.
Puan mengatakan, pemerintah akan mulai mendistribusikan beras murah untuk rakyat miskin pada Januari 2015. Program pemberian beras murah untuk rakyat ini, lanjut Puan, bakal dilaksanakan selama dua belas bulan mendatang.

"Dana yang disiapkan masih sama seperti yang lalu sekitar Rp 18,8 triliun yang akan kami bagi hampir seluruh daerah di Indonesia," jelas Puan.

Namun demikian, tambah Puan, dirinya mewanti-wanti agar program ini tidak diselewengkan. Sebab, kata Puan, dirinya mendapat informasi bahwa jatah beras murah yang seharusnya setiap keluarga memperoleh 15 kilogram sering kali dipotong.

"Cara pendistribusiannya kami akan perbaiki supaya tidak terlalu banyak masalah teknis di lapangan yang kemudian seharusnya hak rakyat mendapatkan 15 kilogram mendapat potongan-potongan," tutupnya.

Rendahnya pendidikan bikin tenaga kerja Indonesia terpinggirkan


Rendahnya pendidikan bikin tenaga kerja Indonesia terpinggirkan

Merdeka.com - Indonesia diprediksi tercancam gagal bersaing saat kebijakan Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) 2015 diberlakukan. Penyebabnya, tingkat pendidikan angkatan kerja tergolong rendah.
Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta Indonesia (APTISI) menyebut, berdasarkan catatan International Labor Organisation (ILO), angkatan kerja di Indonesia pada 2015 mencapai 137,3 juta atau 40 persen dari total angkatan kerja ASEAN. Namun, besarnya angka itu tidak sejalan dengan tingginya jenjang pendidikan.
Ketua Umum APTISI, Edy Suandi Hamid menegaskan, Indonesia perlu menyiapkan generasi muda yang profesional guna mendobrak daya saing dalam pasar bebas ASEAN.
"Agar dapat menjadikan Indonesia pemenang dalam persaingan ekonomi bebas di dalam negeri sendiri," kata Edy di Jakarta, Kamis (8/1).
Rendahnya tingkat pendidikan menyebabkan pekerja terjebak dalam kategori 'low skill worker'. Alhasil, mereka hanya mendapat porsi pekerjaan kelas rendah dengan pendapatan di bawah pekerja pada umumnya.
Persoalan pendidikan juga menjadi ancaman bagi percepatan pembangunan ekonomi nasional. "Ini ancaman berat, dapat menjadi tragedi yang menghalangi Indonesia meningkatkan harkat hidup dan kesejahteraan masyarakat secara adil dan makmur," tegasnya.
Edy menambahkan, dengan GDP sebesar USD 2 triliun, Indonesia mewakili 60 persen dari pasar ASEAN. karena itu, MEA 2015 bisa menjadi malapetaka bila Indonesia tidak berhasil meningkatkan daya saing dan produktivitas.

JK: Spirit Belajar Anak Desa Lebih Hebat




















Liputan6.com, Jakarta - Wakil Presiden (Wapres) Jusuf Kalla atau JK menuturkan pendidikan baru dibilang berhasil kalau bisa diterapkan langsung di lapangan atau dalam kehidupan sehari-hari.

Hal itu disampaikan JK saat menerima pengajar muda dari Indonesia Mengajar di Kantor Wapres, Jakarta, Jumat (19/12/2014).

"Kemarin waktu Menteri Pendidikan (Anies Baswedan) uraikan kultur baru yang agak rumit, saya bergurau sama Pak Jokowi (Joko Widodo). Saya bilang kita kan sekolah yang sederhana saja bisa jadi begini. Jadi sebenarnya pada akhirnya semua pendidikan itu uji pokoknya adalah di lapangan," kata JK.

Dalam kesempatan ini pula, JK menyinggung Susi Pudjiastuti yang ‎hanya lulusan SMP tapi bisa menjadi Menteri Kelautan dan Perikanan di pemerintahan saat ini. Ia melihat apa yang didapat Susi selama bersekolah langsung bisa diimplementasikan di kehidupan sehari.

"Saya ingin gambarkan menteri yang paling populer sekarang di kabinet, yang tamatan SMP bukan yang Phd," ujar JK.

JK juga menyampaikan anak-anak di desa lebih memiliki niat belajar dibanding anak yang tinggal di kota. Karena itu, 20% APBN dialokasikan pada pendidikan, agar pendidikan bisa menjangkau anak-anak di desa.

"Saya selalu katakan, anak desa sendiri fighting spirit-nya lebih hebat untuk belajar dari pada anak Jakarta. Cucu saya pergi ke sekolah jam 10, diantar mobil, AC, makan bawa bekal, dijemput. Coba anak desa jalan kaki 10 kilo untuk pergi sekolah. Spirit itu lebih hebat anak desa itu. Jadi Anda tinggal berikan sentuhan," tegas JK.

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan sekaligus pendiri Indonesia Mengajar, Anies Baswedan yang hadir dalam pertemuan tersebut juga menambahkan pentingnya minat membaca ditingkatkan. Minat membaca harus dimulai oleh para orangtua dan guru.

"Itu gurunya, gurunya harus punya minat baca. Orangtuanya harus punya minat baca. Lalu anak-anaknya diajak punya minat baca," ungkap Anies.

Selain itu, Menteri Anies mendukung diterapkan jam baca di tiap wilayah di Indonesia. Dengan demikian, anak-anak tidak hanya menghabiskan malam hari dengan menonton televisi saja.

"Lalu bagi masyarakat di komunitas yang memiliki RT/RW, buatlah jam belajar, jam membaca. Jadi jangan hanya nonton TV tapi jam baca digalakkan. Kalau RT/RW bersemangat mengemban itu insya Allah yang lain-lain akan bersemangat," tandas Menteri Pendidikan. (Ans)

Jokowi: Selama 30 Tahun Irigasi Tak Pernah Diperbaiki

//images.detik.com/content/2015/01/15/4/jokowioutlool.jpg
Jakarta -Presiden Joko Widodo (Jokowi) kembali menegaskan komitmennya, mencapai swasembada pangan dalam 3 tahun ke depan, atau lebih cepat dari target. Hal ini akan tercapai dengan berbagai program pertanian yang sudah dikerjakan kabinetnya, termasuk pembangunan dan perbaikan irigasi yang selama ini tak diurus.

"Jadi 30 tahun irigasi nggak pernah diperbaiki, 20-30 tahun irigasi kita tidak pernah diapa-apakan," katanya dalam acara Indonesia Outlook 2015 dengan tema 'Jalan Perubahan untuk Indonesia yang Berdaulat, Mandiri & Berkepribadian' di Hotel Borobudur, Jalan Lapangan Banteng Selatan No. 59, Jakarta, Kamis (15/1/2015).

Jokowi mengatakan, tahun ini akan ada perbaikan irigasi untuk 1 juta hektar lahan sawah yang anggarannya tahun ini Rp 15 triliun. Ia optimistis dengan perbaikan irigasi, produksi beras akan meningkat signifikan.

"Perkiraan kita bisa 10-20 juta ton kita akan kelebihan. Dipakai apa? Distok lama juga nggak benar, harus disiapkan, kalau nggak kita kaget nanti," katanya.

Selain pembagunan dan perbaikan irigasi, pemerintah juga akan membangun 49 waduk dalam 5 tahun ke depan. Rencana ini sempat direvisi dari rencana awal, yang hanya akan membangun 30 waduk baru.

"Tahun ini 13 waduk. Kita kemarin hitung-hitungan kita bangun 30 waduk pun swasembada, tapi setelah kumpulkan gubernur, bupati, wali kota, tunjuk tangan semua. Tambah 19 waduk, sudahlah," kata Jokowi.

sumber : http://finance.detik.com

ASEAN dan Korea Selatan Perkuat Kerja Sama Perdagangan

Image
Busan - Menteri Perdagangan, Industri, dan Energi Korea Selatan Yoon Sang-jick menyatakan bahwa acara pembukaan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) CEO ASEAN-Korea Selatan 2014 sukses digelar di Pusat Konvensi dan Pameran di Busan sebagai acara pra-KTT Peringatan Hubungan ASEAN-Korea Selatan 2014 (ASEAN-Korea Commemorative Summit 2014) pada 11 s.d. 12 Desember 2014 di Busan, Korea Selatan.
Kegiatan, yang mengambil tema “Inovasi dan Dinamisasi: Era Baru Hubungan ASEAN-Republik Korea,” ini bertujuan untuk menandai masa baru dalam hubungan Korea Selatan dan ASEAN—yang juga akan memasuki Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015. Presiden Korea Selatan Park Geun-hye, Presiden RI Joko Widodo, para pemimpin negara anggota ASEAN lainnya, dan 573 pengusaha—365 pengusaha dari Korea Selatan dan 208 pengusaha dari ASEAN—menghadiri KTT CEO dan membahas kerja sama ekonomi.
Sambutan pembuka disampaikan oleh Presiden Myanmar Thein Sein pada sesi awal, sedangkan sambutan khusus disampaikan secara berturut-turut oleh Perdana Menteri (PM) Thailand Prayuth Chan-ocha, PM Vietnam Nguyen Tran Dung, Presiden RI Joko Widodo, dan PM Malaysia Najib Razak. “Para pemimpin membahas pentingnya peningkatan kerja sama antara pengusaha Korea Selatan dan pengusaha ASEAN,” kata Yoon di Busan (11/12).
Lebih lanjut Yoon menjelaskan bahwa para pembicara dari Korea Selatan dan negara lainnya menampilkan paparan menarik yang membahas topik spesifik di setiap sesi KTT CEO ini. Pada sesi pertama, Profesor Paul Romer dari Universitas New York memaparkan kondisi ekonomi global dan peran Asia. Profesor Romer menyatakan bahwa Asia diyakini dapat mencapai pertumbuhan ekonomi tercepat di dunia. Sedangkan pada sesi kedua, CEO Naver—mesin pencari ternama di Korea—Kim Sang-hun memaparkan tentang kesuksesan Naver di Korea yang didukung oleh tiga faktor, yaitu  strategi TIK pemerintah yang fokus pada revitalisasi permodalan dan pembangunan infrastruktur seperti jaringan komunikasi kecepatan ultra tinggi; permintaan domestik akan mesin pencari dalam Bahasa Korea; dan jaringan internet Korea yang mendukung komunikasi gratis yang cepat dan nyaman.
Yoon menambahkan bahwa Pameran Bisnis ASEAN-Korea Selatan yang digelar di tempat yang sama berusaha memperkenalkan berbagai proyek kerja sama di kawasan ASEAN kepada berbagai perusahaan Korea Selatan. Pameran ini memberikan kesempatan kepada perusahaan Korea Selatan dan ASEAN untuk bertransaksi ekspor dan impor terutama produk yang mempunyai prospek cerah bagi peningkatan perdagangan bebas ASEAN-Korea Selatan.
Sejumlah 269 perusahaan Korea Selatan dan 54 perusahaan ASEAN berpartisipasi dalam kegiatan yang mempromosikan 12 proyek yang bernilai USD6,33 miliar serta menyediakan kesempatan konsultasi bisnis. (Filmon Warouw)
sumber : http://kominfo.go.id/

Teachers Day

“There are two kinds of teachers: the kind that fill you with so much quail shot that you can't move, and the kind that just gives you a little prod behind and you jump to the skies.” 
― Robert Frost

Rabu, 07 Januari 2015

Behind The Scene BTS




You don't make a photograph just with a camera. You bring to the act of photography all the pictures you have seen, the books you have read, the music you have heard, the people you have loved.
Ansel Adams